Menu

Admin Admin Author
Title: Menyelami Nasehat Pulau Penyengat
Author: Admin
Rating 5 of 5 Des:
Barang siapa tiada memegang agama, sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama. Barang siapa mengenal yang empat, maka ia itulah orang ma...

Artikel Terkait Jalan-jalan

Ingin Punya Toko Online Sendiri? Daftar Sekarang | Lihat Demo

Dapatkan potongan Rp350.000 menginap di AirBnB : 3 Cara Mudah Booking Kamar di AirBnB | Voucher Diskon AirBnB

Barang siapa tiada memegang agama, sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat, maka ia itulah orang ma’rifat.
Barang siapa mengenal Allah, suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri, maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia, tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat, tahulah ia dunia mudarat.

PAKAR NUSANTARA, KEPULAUAN RIAU - Satu pasal dari 12 pasal di Gurindam 12 ini mengajak untuk lebih dekat dengan agama. Bagi masyarakat Melayu, mungkin sudah tidak asing lagi dengan Gurindam 12 ini. Karya Sastra yang lahir pada awal abad 19 ini, merupakan buah dari pemikiran Raja Ali Haji dan akhirnya menjadi kebijaksanaan lokal bagi masyarakat Melayu Bugis. 

Sebagai akar dari sastra Melayu yang tertulis, Gurindam Dua Belas membahas persoalan akidah dan tasawuf, syariat Islam, rukun Islam, budi pekerti atau akhlak, serta konsep pemerintahan. Kini karya sastra tersebut tetap abadi di dalam pulau kecil yang berada di wilayah provinsi Kepulauan Riau, yakni Pulau Penyengat. Disinilah Raja Ali Haji lahir dan dimakamkan, pulau indah dengan menyimpan sejarah budaya melayu yang erat. 

Pada abad ke-18 pulau ini merupakan lokasi pemerintahan Kesultanan Johor-Riau dengan istana perpaduan arsitektur Jawa dan Belanda. Menyusuri pulau ini memberikan saya pemahaman baru tentang budaya dan nilai-nilai religius Islam. Budaya yang hingga kini tetap dipegang erat penduduk sekitar. Budaya dan sejarah yang tidak kalah dengan keindahan alam pulau ini. Ya, baru kali ini saya datang ke sebuah pulau kecil bukan untuk menyelami wisata baharinya. 

Setelah sekitar 45 menit menyeberang dari Tanjung Pinang, dari kejauhan pulau yang bernama lengkap Pulau Penyengat Indera Sakti ini sudah terlihat pesonanya. Mendekat pelabuhan, masjid berwarna kuning terang terlihat. Bagi warga pulau ini, warna kuning adalah perlambang kemegahan sehingga bagunanbangunan bersejarah di pulau ini pasti didominasi warna kuning. 

Sebuah peninggalan sejarah langsung tersaji tidak jauh dari pelabuhan. Masjid yang sudah terlihat jauh sebelum kapal merapat kini ada dihadapan. Masjid ini bernama Masjid Raya Sultan Riau. Masjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Pulau Penyengat ini dibangun oleh Sultan Mahmud pada 1803. Kemudian pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman, tahun 1832 masjid ini direnovasi dalam bentuk yang terlihat saat ini. 

Bangunan utama masjid ini berukuran 18 x 20 meter yang ditopang oleh empat buah tiang beton. Di keempat sudut bangunan, terdapat menara tempat Bilal mengumandangkan adzan. Pada bangunan Masjid Sultan Riau terdapat 13 kubah yang berbentuk seperti bawang. Jumlah keseluruhan menara dan kubah di Masjid Sultan Riau sebanyak 17 buah yang melambangkan jumlah rakaat shalat wajib lima waktu sehari semalam. Konon masjid ini dibangun dengan menggunakan campuran putih telur, kapur, pasir dan tanah liat. 

Pulau yang benar-benar erat dengan eksotika budaya melayu. Dengan jalan-jalan yang kecil, dan hanya bisa dilintasi motor dan becak motor, salah satu tujuan lainnya adalah Komplek Makam Kerajaan. Disinilah Raja Ali Haji dimakamkan. Ada beberapa bangunan di komplek pemakaman ini, di antaranya sebuah masjid mini, berkubah, dan bermihrab. Dinding-dindingnya didominasi warna kuning dan sedikit warna hijau, dengan jendela bulat layaknya jendela kapal. Di dalam bangunan utama ini terdapat cuplikan “Gurindam Dua Belas”. 

Uniknya walaupun berada di tengah laut, pulau ini memiliki sumur air tawar yang sudah berusia ratusan tahun dan terletak di Balai Adat. Pulau ini memberikan warna tersendiri bagi perjalanan saya. Memberikan pengetahuan sejarah dan menyelami makna hidup lewat ajaran yang terkandung dalam Gurindam 12. Sejarah dan nasehat untuk hidup yang lebih bermanfaat.

Teks & Foto Dody Wiraseto
Terima kasih telah membaca artikel Menyelami Nasehat Pulau Penyengat
Link ke artikel ini: https://pakarnusantara.blogspot.com/2015/09/menyelami-nasehat-pulau-penyengat.html
Jangan lupa untuk membagikan artikel Menyelami Nasehat Pulau Penyengat ini jika bermanfaat bagi Sobat.

Ingin pasang artikel atau beriklan? kunjungi halaman ini Pasang Iklan

About Author

Tips & Trik

loading...

Post a Comment Blogger

  1. Hi guys tunggu apalagi cepat gabung bareng kami di indokartu, lagi ada promo Spesial Kemerdekaan & Asian Games 2018 Bonus 2x Chips deposit
    Tunggu apalagi ayo segera kunjungi di INDOKARTU
    atau juga bisa hubungi kami...
    Contact Us :
    BBM : PIN : indkartu
    LINE ID : indokartu
    WECHAT ID : indokartu
    WHATSAPP : +628-129-347-8722

    ReplyDelete

 
Top